24 Maret 2012

"What Is in A Name?"

Itu pertanyaan milik William Shakespeare, yang keluar lewat mulut tokoh ciptaannya, Romeo. Kalau dialih bahasakan, kira - kira jadi: "apalah arti sebuah nama?" Sejak lama saya selalu kepikiran kalimat tadi. Bukan soal maknanya, tapi justru "kok bisa ya pertanyaan sebodoh itu keluar dari mulut orang secemerlang Shakespeare?" Saya sama sekali tidak bermaksud mendiskreditkan kecerdasan Shakespeare. Siapa-lah saya ini dibandingkan pujangga yang karya - karyanya itu masih sering dijadikan referensi akademik?

Tapi, pernahkah anda membayangkan apa jadinya kalau anda tidak memiliki nama? atau, bagaimana kalau semua orang dan benda didunia ini bernama "meja"? hhmmm.. lucu juga kayaknya. Tapi akan jadi tidak lucu dalam prakteknya tentu saja. Pak Jaya Suprana juga ternyata membahasnya dalam buku berjudul "Ensiklopedi Kelirumologi". Menurut beliau, nama adalah identitas penting bagi dunia komunikasi. Tanpa nama, bukan hanya akan terjadi kekacauan, bahkan juga malapetaka.

Itu menurut pak Jaya, kalau saya mikirnya lebih ke hal - hal personal. Seperti misalnya,
  • nama adalah pemberian yang berisi doa dan harapan dari yang memberikan (dalam hal ini adalah orang tua), kepada kita yang diberi,
  • nama adalah identitas yang akan melekat seumur hidup kita. Setelah kita mati, yang akan diingat orang pertama kali adalah nama, baru kemudian perbuatan kita,
  • nama kadang - kadang juga menciptakan kesan kuat tentang perilaku seseorang. Misalnya: nama Muhammad, hampir selalu diidentikkan dengan sifat baik khas nabi Muhammad, SAW, atau nama Margriette, yang penuh dengan kesan anggun dan elegan khas ratu Belanda yang cantik itu. Walaupun banyak orang bernama Muhammad, dan juga Margriette (Margaret) yang mungkin tidak sebaik atau seanggun kedua tokoh tadi,
  • Jaman sekarang, nama juga merupakan representasi status sosial. Kalau mungkin nama bukan hal yang "dipaksakan" orang tua saat kita masih bayi (yang belum bisa protes), bisa dipastikan, gak ada yang sudi menyandang nama "Iyem", atau "Karjo". Kenapa? anda jawablah sendiri, sesuai dengan apa yang muncul dipikiran anda begitu membaca kedua nama itu.
  • Tapi, sebelum anda memutuskan ganti nama, bayangkan dulu repotnya administrasi yang harus anda jalani. Mulai dari pengurusan kembali akta kelahiran, ijazah, KTP, rekening bank, paspor, SIM, dll.. Apalagi (tidak cuma negara kita) pengurusan administrasi seperti ini selalu paling lambat.

Seandainya pak Will belum Almarhum, pengen rasanya saya menulis surat protes tentang quote-nya itu. Tapi sudahlah, toh juga kita sendiri jarang mikirin substansi dari arti sebuah nama kan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar